Tuesday, November 22, 2011

Jangan Bunuh Jiwa Kita

-->
Jangan Bunuh Jiwa Kita
Kemaren saya nonton salah satu dari sekian film laga fiktif favorit saya “Constantine” yang diperankan oleh Keanu Reeves. Film itu mengisahkan seorang pengusir setan yang berusaha keras untuk menyelamatkan dunia dari serangan setan. Bahkan ia, John Constantine, bersama teman-temannya berusaha keras untuk menangkal lahirnya seorang anak setan dari Lucifer. Dikisahkan disitu ketika anak Tuhan dibunuh akan melahirkan anak setan, disitu diceritakan juga bahwa Yesus meninggal bukan karena disalib melainkan oleh tusukan tombak salah satu prajurit. Dengan tombak yang terdapat darah Yesus dapat digunakan untuk memunculkan anak Lucifer. Segala usaha dilakukan yang pada akhirnya John Constantine berhasil melakukannya, mengirim kembali anak setan yang bernama Mammon ke neraka. Film itu begitu hebat dalam cerita juga dalam pengolahan animasi.  Diantara sekian banyak kehebatan yang terdapat dalam film itu salah satunya pelajaran tentang hidup. Dimana seorang yang bunuh diri tidak dapat memasuki gerbang surga.
John Constantine sendiri pernah melakukan bunuh diri namun dia mujur karena dikirim kembali kedunia untuk memperbaiki hidupnya. Bunuh diri memang tidak direstui oleh Tuhan, itu berarti menolak atau menyia-nyiakan anugerahNya. Bahkan orang yang bunuh diripun di film itu tersesat di api pencucian.
Yang lebih hebat lagi adalah John Constantine dengan derita Kanker Paru-Paru yang sudah sangat parah itu masih mau berusaha keras untuk menunaikan pekerjaannya sebaik-baiknya. Yang pada akhirnya diapun disembuhkan.
Inilah broniz kita;
Banyak hal kemudian yang ada dalam pikiran saya, dimana saya melangkah dalam kehidupan saya. Saat ini saya melihat begitu banyak bunuh diri bukan lagi satu, dua, seribu, satu juta, dua ratus juta namun lebih dari jumlah itu. Bunuh diri itu bukan lagi nyawa namun jiwa. Bunuh diri jiwa yang kian hari kian meningkat jumlahnya. Istilah ini saya ambil ketika seseorang menyerah dan tidak lagi berbuat sesuatu untuk menghadapi apa saja masalah yang sedang dihadapi. Begitu banyak alat untuk bunuh diri. Alat itu dapat berupa kemalasan, acuh tak acuh, keengganan, menyerah dan lain sebagainya banyak sekali.
Tua muda, pejabat, tukang becak, pelajar, mahasiswa dan lain sebagainya banyak banget yang melakukan aksi ini. Anda dapat menemukan mereka disekeliling anda, namun yang pasti bukan anda, ya kan? Ternyata dari sekian tulisan yang tertera dibuku yang sudah saya baca menurut pandangan saya beberapa hal yang sangat mendasar untuk melakukan apa yang tertera diatas, yaitu Keinginan yang kuat, Rasa Percaya diri, serta Pengharapan.
Keinginan yang kuat akan hal yang kita impikan dan merasakan kegembiraan atas impian tersebut. Sensasi akan kegembiraan pada saat kita meraihnya mungkin berupakan “driving force” atau kekuatan pendorong yang membawa kita untuk terus menerus menginginkannya.
Rasa Percaya. Gandhi mengatakan “The man I want to become, if I BELIEVE my self to be, I will become” artinya Pribadi seperti apa, jika saya MEMPERCAYAI diri saya, saya akan menjadi pribadi tersebut. Mempercayai suatu tindakan atau pemikiran akan impian kita merupakan jalan menuju penciptaan impian
Pengharapan.  Menginginkan dan mempercayai apa yang kita impikan tidak sama dengan mengharapkan apa yang kita impikan terjadi. Mengharapkan suatu impian untuk terjadi membutuhkan usaha untuk menepis segala anggapan yang berlawanan dengan impian tersebut. Kitalah yang punya impian bukan orang lain, kadang kita musti berkontra dengan orang lain atau bahkan dengan diri kita tentang apa yang kita impikan, namun menggegam terus apa yang kita impikan pasti datang adalah segalanya. Karena berkontra dengan diri kita berarti meragukan apa yang kita impikan, keraguan juga mengerdilkan jiwa memupus impian.
Gabungan dari ketiganya yaitu Keinginan, Rasa Percaya dan Pengharapan inilah mungkin apa yang kita sebut Faith atau Iman.   Membuat hidup lebih hidup!
Pujangga India, Swami Vivekananda dalam sebuah puisi mengatakan:
“There is no help for you outside of yourself; You’re creator of the universe, Like the silkworm, you have built a cocoon around yourself, Burst your cocoon and come out as the beautiful butterfly, as free soul. Then alone you will see truth. In one word, this ideal is that you are divine. God sits in the temple of every human body.”
Artinya
Tak ada pertolongan bagimu selain dirimu sendiri, kamu adalah pencipta dunia. Seperti ulat sutra kamu telah membalut dirimu dengan kepompongmu, Robek kepompongmu dan keluarlah sebagai seekor kupu-kupu yang indah, sebagai jiwa yang bebas. Lalu kau kan melihat kebenaran. Tuhan bersemayam dalam singgahsana, yaitu jiwa setiap manusia.  Wuih keren banget!
Jangan bunuh jiwa anda, biarkan beri kesempatan Tuhan berbicara dan berkarya melalui jiwa anda. Amin.

1 comment:

  1. What a great and inspirational post you've written here. I want to read more. (Teta)

    ReplyDelete